GuidePedia

0

K3 (Kesehatan dan Kesalamatan Kerja) harus dilakukan dengan baik untuk bisa meningkatkan produktivitas penyedia jasa konstruksi di Indonesia. Hal tersebut dikatakan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat membuka Lomba dan Sarasehan Pekerja Konstruksi Tingkat Nasional 2015 di Jakarta (2/10).
“K3 harus dilaksanakan dengan baik untuk bisa menigkatkan produktivitas penyedia jasa kita, tanpa itu kita tidak akan bisa bersaing dengan penyedia jasa dari luar negeri. Kalau kita bisa menerapkan itu secara mandiri, maka kita akan menjadi kuat. Jadi selain skill dan keterampilan, K3 juga harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,”tutur Menteri Basuki.
Basuki mengatakan bahwa pekerjaan di lingkungan Kementerian PUPR di tahun 2016 akan mulai melaksanakan K3 secara konsisten, salah satu caranya adalah dengan memasukkan K3 kedalam pay item setiap kontrak pekerjaan konstruksi.
“Saya sepakat di lingkungan Kementerian PUPR akan memasukkan dalam pay item setiap kontrak dan itu sama semua, dalam satu dokumen kontrak kuantitas dan harganya sama sehingga itu tidak boleh dinegosiasikan, kalau ada yang pura pura lupa atau tidak memasukkan akan langsung gugur,”tutur Basuki.
Basuki melanjutkan bahwa setiap tahun Kementerian PUPR melaksanakan dan mengadakan lomba dan sarasehan Konstruksi Indonesia, tujuannya adalah meningkatkan produktivitas para pelaksana konstruksi di Indonesia.
“Ini kalau tuntunan kita kita kan sedikit asal kontinyu itu yang diharapkan, karena tidak mungkin kita berubah dengan membalikkan telapak tangan pasti sedikit demi sedikit serta teratur dan konsisten,”tutur Menteri Basuki.
Sementara itu Ketua Pelaksana Lomba dan Sarasehan Pekerja Konstruksi Tingkat Nasional Masrianto mengatakan bahwa tujuan kegiatan ini dalam upaya memberikan apresiasi kepada tenaga kerja konstruksi yang berprestasi dan memotivasi untuk senantiasa terus menerus meningkatkan kompetensinya.
“Peserta lomba dan sarasehan tahun ini diikuiti 23 provinsi dan 2 BUMN, meningkat dari tahun sebelumnya hanya 21 provinsi, dengan jumlah peserta ada 204 dan 33 pendamping dari 23 provinsi,”tutur Masrianto.
Adapun bidang keterampilan yang dilombakan adalah pekerjaan pemasangan batu (30 peserta), pekerjaan pembesian (24 peserta), pemasangan ubin (21 peserta), pekerjaan plumbing (27 peserta), pemasangan scafolding (12 peserta) juru ukur (19 peserta), juru gambar (21 peserta), operator excavator (19 peserta),pelaksana lapangan pekerjaan jalan (14 peserta), pelaksanaan laporan pekerjaan gedung (17 peserta). Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari. (nrm)
Biro Komunikasi Publik

Post a Comment

 
Top