Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) akan melakukan pendampingan pada saat serah terima jembatan dan training operator pengoperasian sistem jembatan Batu Rusa 2 di Pulau Bangka, Bangka Belitung. Pendampingan dilakukan karena kompleksitas dari konstruksi jembatan Batu Rusa 2 dan keterbatasan Sumber Daya Manusia di Bangka Belitung.
Jembatan yang di biayai APBD Provinsi Bangka Belitung senilai Rp 420 miliar tersebut dibangun dengan konstruksi cable stay dan sistem bascule (jungkit) pada bentang tengahnya. Sistem bascule digunakan untuk mendukung lalu lintas kapal di Sungai Batu Rusa menuju pelabuhan Pangkalan Balam. Dengan sistim bascule, jembatan sepanjang 784 meter tersebut dapat dibuka hingga 70 derajat sehingga memungkinkan kapal bergerak dengan ruang bebas horizontal 70 m.
Jembatan Batu Rusa 2 merupakan Jembatan gerak pendukung navigasi ke 2 di Indonesia setelah jembatan Ampera yang menggunakan sistem lifting (angkat). Namun untuk saat ini sistem lifting pada jembatan Ampera sudah tidak difungsikan.
Tim KKJTJ yang terdiri dari Jamarsi, Djoni Rustino serta Iwan Zarkasi. melakukan kunjungan ke Jembatan Batu Rusa 2 pada Jumat (23/10). Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Babel, Hasanuddin yang ikut mendampingi Tim KKJTJ menjelaskan, sistem bascule pada Jembatan Batu Rusa 2 akan dioperasikan dengan 3 cara, yaitu sistem manual, sistem komputerisasi dan sistem automatic sensor pendeteksi kapal.
Anggota Tim KKJTJ Iwan Zarkasi mengingatkan, Pemerintah Provinsi Babel harus membuat perjanjian yang jelas mengenai jaminan perawatan dan ketersediaan suku cadang selama jembatan Batu Rusa 2 beroperasi.
"Potensi keausan pada sistem hidrolik jembatan bascule pasti ada, jadi pihak pengelola jembatan tidak boleh lengah mengontrol semua spare part yang digunakan," sebut Iwan. Kunjungan Tim KKJTJ dilanjutkan dengan meninjau lokasi rencana jembatan Teluk Belinyu yang berada tidak jauh dari Pelabuhan Tanjung Gudang. Jembatan ini direncanakan sepanjang 3.300 meter dengan konstruksi pada bentang utamanya menggunakan cable stay. Pembangunan jembatan Teluk Belinyu bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan perekonomian antara dua kabupaten yang dihubungkan, yaitu Kabupaten Bangka dan Bangka Barat.
Dalam peninjauan lokasi jembatan Teluk Belinyu ini, KKJTJ menyarankan untuk mengkaji lebih lanjut dari sisi ekonomi agar biaya investasi pembangunan dan pemeliharaan jembatan yang cukup besar dapat seimbang dengan pertumbuhan ekonomi daerah. Iwan menambahkan kajian lebih lanjut juga diperlukan baik terkait sistem jaringan jalan maupun struktur rencana jembatan yang akan digunakan pada jembatan tersebut. (KompuBM)
Post a Comment