Di Indonesia masih terdapat 13,5 juta unit rumah tangga yang belum memiliki rumah ataubacklog perumahan. Selain itu masih terdapatnya 3,4 juta unit rumah yang tidak layak huni. Jangan lupa, Indonesia juga harus segera mengatasi pemukiman kumuh yang mencapai hingga 431 hektar. Selain itu, menurut Maurin Indonesia saat ini tengah menghadapi keterlambatan ekonomi. “Semua permasalahan yang ada saat ini, bisa dijadikan APERSI sebagai peluang untuk membangun rumah-rumah bagi rakyat. Kita harus menyikapi secara positif, semua tantangan permasalahan yang kita hadapi itu akan membuat kita semakin kuat ke depan,” Kata Dirjen Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Maurin Sitorus saat menghadiri acara Rakerda I DPD APERSI di Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (5/9) mewakili Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Pada Bagian Lain mengungkapkan, bahwa Indonesia berpeluang besar maju karena investor melihat Indonesia sebagai negara yang menarik dari sisi investasi. Masih banyaknya masalah yang belum bisa diselesaikan oleh Indonesia dipandang investor sebagai kesempatan yang harus dimanfaatkan. “Dari sudut pandang bisnis, permasalahan sama dengan opportunity(peluang). Tantangan permasalahan demikian besar namun kita tidak perlu pesimis,” ujarnya tegas.
Sementara itu, Kepala Biro Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Salman Lumandong dalam sambutan mengatakan, bahwa sektor perumahan adalah salah satu sektor yang memberikan kontribusi pada peningkatan inflasi disamping sektor makanan dan kesehatan. Menurutnya, kebutuhan perumahan di Kalimantan Timur sangat tinggi. Hal ini terlihat dari jumlah penduduknya yang mencapai 3 Juta jiwa. Komposisi kepedulian rumah di Kalimantan Timur saat ini, rumah milik pribadi 60%, sewa 30% dan 10% masih dalam status kredit dengan bank - bank penyalur. “Kondisi ini menggambarkan jumlah rumah tidak sebanding dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pengembang bisa menjadikan hal ini sebagai peluang,” tutur Salman.
Menanggapi hal itu Sunarsih, Ketua DPD APERSI Kalimantan Timur mengungkapkan bahawa APERSI turut serta menyukseskan Program Sejuta Rumah dengan membangun 1.200 unit rumah yang tersebar di beberapa kabupaten di provinsi Kalimantan Timur. “Pembangunan sudah berjalan dari Januari hingga Agustus 2015. Kami menargetkan bisa membangun hingga 2.500 unit, namun perlu dukungan pemprov dalam memberikan kemudahan perizinan, pengurusan sertifikat tanah, IMB serta masalah listrik dan air,” tegasnya optimis.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum DPD APERSI, Anton Susanto menambahkan, seharusnya pemerintah daerah perlu menetapkan RT/RW peruntukkan tanah di daerah bagi pembangunan rumah bagi MBR. Sehingga tanah tersebut tidak digunakan oleh perumahan komersil dan ini akan sangat membantu dalam mengontrol harga tanah.
Sejauh ini Kementerian PUPR telah menyusun konsep Program Sejuta Rumah tahun 2015, untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sebanyak 603.000 unit dan non MBR sebanyak 397.000 unit. Untuk memenuhi target bagi MBR akan dilaksanakan oleh pemerintah sebanyak 98.300 unit, Perumnas sebanyak 36.000 unit, BPJS Ketenagakerjaan 35.400 unit dan sisanya dilaksanakan APERSI sebanyak 403 unit.
Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 Kementerian PUPR memiliki kewajiban untuk mendorong terwujudnya target Nasional dibidang Perumahan, yaitu pembangunan rusunawa sebanyak 550.000 unit yang dilengkapi PSU pendukungnya, pembangunan rumah khusus sebanyak 50.000 unit, fasilitasi bantuan stimulasi pembangunan baru perumahan swadaya sebanyak 250.000 unit, fasilitasi bantuan stimulan peningkatan kualitas perumahan swadaya sebanyak 1,5 juta unit dan fasilitasi pembiayaan perumahan melalui skim Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebanyak 900.000 unit dan KPR swadaya sebanyak 450.000 unit.
Post a Comment