GuidePedia

0
Perserikatan Bangsa-Bangsa sejak tahun 1986 menetapkan setiap hari Senin, minggu pertama bulan Oktober diperingati sebagai Hari Habitat Dunia. Tahun ini, Hari Habitat Dunia jatuh pada tanggal 5 Oktober 2015.
Tujuan peringatan Hari Habitat Dunia (HHD) adalah sebagai momen untuk  membahas kondisi permukiman dan perkotaan di seluruh dunia sebagai wujud kepedulian terhadap pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman yang layak untuk semua lapisan masyarakat (adequate shelter for all). Peringatan HHD juga bertujuan meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan akan tanggung jawab bersama bagi masa depan permukiman dan perkotaan di seluruh dunia.
Setiap tahunnya, UN-Habitat menetapkan tema peringatan HHD yang akan diadopsi oleh negara-negara anggotanya. Tema dari UN Habitat tersebut merujuk kepada isu-isu terkini terkait pembangunan permukiman dan perkotaan di dunia. Adapun tema peringatan HHD 2015 adalah “Public Space for All” atau “Ruang Publik untuk Semua”.
Tema “Public Space for All” dipilih mengingat fungsi ruang publik yang sangat penting dalam menunjang aktivitas manusia dan keberlanjutan lingkungan permukiman di perkotaan. Ruang publik perkotaan yang baik dapat meningkatkan kohesi sosial, meningkatkan kesehatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan bagi semua masyarakat, serta mendorong investasi, pembangunan ekonomi lokal, dan kelestarian lingkungan permukiman.
Sekretariat UN Habitat telah mengajak seluruh negara anggota untuk turut merayakan Hari Habitat Dunia, dimana dengan perayaan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran negara-negara anggota mengenai tantangan besar di dalam memperbaiki permukiman di seluruh dunia. Diperkirakan sekitar 240 negara akan merayakan Hari Habitat Dunia di seluruh dunia.
Ruang Publik untuk Semua
Ruang Publik merupakan ruang yang dimiliki oleh publik dan dapat diakses serta dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat secara bebas. Bentuk ruang publik meliputi ruang terbuka, jalan, jalur pedestrian, pasar, taman bermain, atau fasilitas publik lainnya.
Ruang Publik yang dirancang dan dikelola dengan baik dapat memberi manfaat bagi penduduk sekitar, seperti; meningkatkan kenyamanan dan keamanan masyarakat; mendukung aktivitas ekonomi local; mendukung interaksi sosial masyarakat; meningkatkan daya tarik kota; dan Meningkatkan kualitas air dan udara kota.
Usulan Sustainable Development Goals juga menyoroti Ruang Publik sebagai sasaran penting dalam pembangunan global. Sasaran 11 Target 7 berbunyi: “Pada tahun 2030, menyediakan akses universal terhadap ruang terbuka hijau dan ruang publik yang aman, inklusif, dan berkelanjutan, khususnya bagi perempuan, anak-anak, lansia, dan penyandang cacat”.
Arahan pembangunan global ini sesuai dengan kebijakan nasional Indonesia, dimana UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan Proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling sedikit 20 (dua puluh) persen dari luas wilayah kota.
Isu-isu terkait penyediaan ruang publik di Indonesia antara lain; terbatasnya lahan di perkotaan menjadi permasalahan utama dalam penyediaan ruang publik di perkotaan; pembangunan dan pemeliharaan ruang publik belum menjadi prioritas pembangunan di daerah; dan fasilitas yang ada belum ramah bagi semua golongan masyarakat (lansia, penyandang disabilitas, dsb).
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat turut berperan serta dalam upaya pengembangan ruang publik di tanah air, salah satunya melalui Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH). P2KH merupakan program kolaboratif antara pemerintah kota/kabupaten dengan komunitas hijaunya, yang difasilitasi oleh pemerintah pusat, dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan berdasarkan rencana aksi kota hijau. Tahun ini, P2KH dilaksanakan di 143 lokasi dengan fokus memperluas Ruang Terbuka Hijau.
Kementerian PU-PR juga menginisiasi Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) dalam melestarikan aset budaya dan mengelola ruang kota yang memiliki nilai-nilai pusaka untuk menciptakan Kota Pusaka Indonesia dan Kota Pusaka Dunia. Melalui program ini, kawasan ruang publik yang memiliki fungsi ekonomi atau budaya direvitalisasi untuk ditingkatkan kualitas ruangnya sehingga menjadi identitas suatu wilayah sekaligus sarana edukasi dan pelestarian budaya lokal.
Di samping itu, dalam periode 2015-2019 Kementerian PU-PR juga akan menyelenggarakan kegiatan penataan kawasan Kebun Raya di 12 lokasi yang berfungsi sebagai ruang publik dan juga sebagai area konservasi keanekaragaman hayati.
Rangkaian Kegiatan Peringatan Hari Habitat Dunia 2015 di Indonesia
Rangkaian kegiatan peringatan HHD 2015 secara Nasional di Indonesia dilangsungkan pada tanggal 5-6 Oktober di Jakarta, dan 8-11 Oktober di Denpasar.
Hari ini 6 Oktober 2015 telah dilangsungkan audiensi dengan Bapak Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara bersama para pemangku kepentingan bidang permukiman dan perkotaan. Bapak Presiden dalam kesempatan tersebut akan menyampaikan arahan terkait pembangunan permukiman dan perkotaan di Indonesia khusus pengembangan ruang publik bagi seluruh masyarakat.
Rangkaian acara peringatan HHD 2015 dilanjutkan di Kota Denpasar, Bali pada tanggal 8-11 Oktober 2015. Kota Denpasar dipilih sebagai tuan rumah karena tingginya komitmen dari Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kota Denpasar serta pemangku kepentingan lainnya untuk menyediakan ruang publik yang layak sesuai dengan falsafah “Tri Hita Karana”.
Rangkaian acara di Denpasar meliputi Pameran, Perlombaan, Stakeholder Forum, dan program Keep the Beach Clean di Wisma Werdhapura, serta Jalan Santai dan Hiburan Rakyat di Lapangan Renon sebagai bentuk sosialisasi dan edukasi peningkatan kepedulian masyarakat dalam menjaga ruang publik dan kelestarian lingkugan permukiman.
Indonesia Menjadi Tuan Rumah Pertemuan International Asia Pasifik (APUF)
Selain itu, di bulan Oktober ini juga Indonesia akan menjadi tuan rumah tiga event internasional terkait perkotaan yakni Asia Pacific Urban Forum Youth (APUFY) pada tanggal 17-18 Oktober 2015,  Asia Pacific Urban Forum 6 (APUF 6) pada tanggal 19-21 Oktober 2015, dan sebagai acara puncak, pada tanggal 21-22 Oktober 2015 akan digelar Konferensi Tingkat Menteri atauHigh Level Regional Meeting (HLRM) yang akan dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo.
Penyelenggaraan ketiga event tersebut merupakan pertemuan awal para pemangku kepentingan menjelang penyelenggaraan Habitat III yang akan dilaksanakan tahun depan di Quito, Ekuador. Habitat III merupakan Konferensi Tingkat TInggi (KTT) global PBB setelah adopsi dari Agenda Pembangunan Pasca-2015. Habitat III akan menguatkan kembali kemitraan strategis para pemimpin dalam pembahasan agenda pembangunan kota berkelanjutan yang baru. Indonesia yang terpilih sebagai anggota Biro Panitia Persiapan Habitat III, tahun ini akan menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi wilayah Asia-Pasifik serta Panitia Persiapan Rapat (Preparation Committee Meeting) Habitat III pada bulan Juli 2016 di Surabaya.
Kementerian PUPR Ajak Pemda Peringati  HHD di Daerah
Peringatan Hari Habitat Dunia di Indonesia mempunyai maksud untuk meningkatkan kepedulian semua pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, kabupaten, kota, pihak swasta, perguruan tinggi, juga masyarakat terhadap permasalahan permukiman, serta memikirkan solusi bagi pengembangan permukiman dan perkotaan yang berkelanjutan di Indonesia.
Untuk itu, Kementerian PU-PR mengajak seluruh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk turut serta memperingati Hari Habitat Dunia di daerahnya masing-masing. Pelaksanaan berbagai kegiatan di tingkat daerah diharapkan dapat mendukung dan memperluas kepedulian mengenai masa depan permukiman dan perkotaan di Indonesia.
Banyak yang dapat dilaksanakan dalam rangka memperingatai HHD 2015 di daerah diantaranya melalui beberapa kegiatan seperti: diskusi/Seminar/Workshop berkenaan dengan tema yang ditetapkan dengan mengikutsertakan berbagai pemangku kepentingan seperti kelompok masyarakat, LSM, generasi muda, dan swasta; pameran terkait dengan tema Hari Habitat Dunia; penanaman pohon, sumur resapan dan aksi pungut sampah yang dilakukan di kawasan permukiman; lomba lari/sepeda gembira Habitat; berbagai perlombaaan terkait dengan Tema Habitat seperti : Penggiat Permukiman (City Changer), Karya Tulis, Gambar, Liputan Majalah Sekolah/ Perguruan Tinggi, Fotografi, kreativitas daur ulang sampah; media publikasi seperti press release, talkshow, iklan di media masa, serta pernak-pernik terkait penyebaran agenda kegiatan Hari Habitat Dunia; kegiatan lainnya seperti Pesta Rakyat; dan kampanye peringatan Hari Habitat Dunia ke masyarakat luas melalui berbagai media (TV, radio, media cetak, internet) yang bertujuan memperkenalkan Agenda Habitat dan isu pembangunan perumahan dan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.

Post a Comment

 
Top