Memiliki Sertifikat Keahlian atau Keterampilan menjadi sangat penting dimiliki oleh para tenaga kerja konstruksi di dalam negeri. Direktur Kerjasama dan Pemberdayaan, Ditjen Bina Konstruksi (DJBK), Rachman Arief D mengungkapkan bahwa terdapat kasus di Benua Afrika, seperti di Angola dan Afrika Selatan di mana pekerja konstruksi di negara tersebut di dominasi oleh pekerja asal Tiongkok
“Kita dapat cegah dominasi tenaga kerja asing dengan meningkatkan kompetensi masing-masing pekerja, untuk itu kenapa uji kompetensi ini dilakukan”, ujar Rachman Arief D dihadapan para pekerja konstruksi yang melakukan pelatihan dan uji kompetensi Mandor Batu Beton Menggunakan Mobile Traning Unit (MTU) (14/12), di Banjarmasin.
Guna mempercepat sertifikasi pekerja konstruksi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, sinergitas pihak BUMN, Swasta, Perguruan Tinggi, dengan Pemerintah Pusat dan Daerah serta LPJK harus terus terjalin. Ditjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR menyelenggarakan pelatihan kali ini melalui Balai Pelatihan Konstruksi Wilayah III Banjarmasin yang bekerjasama dengan beberapa pemangku kepentingan seperti PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk, Politeknik Negeri Banjarmasin, dan LPJK Provinsi Kalimantan Selatan. Rachman menekankan kembali pentingnya kesiapan Indonesia untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dihadapi dalam hitungan minggu.
“Direktorat Jenderal Bina Konstruksi terus mengejar target program strategis 2015 – 2019 untuk menghasilkan tenaga kerja konstruksi yang bersertifikasi bagi para pekerja konstruksi di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Jasa Konstruksi No 18 Tahun 1999,”tambah Rachman.
Pada kesempatan ini, PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk, memfasilitasi para pekerja konstruksi melalui program Sekolah Tukang Semen tiga Roda (SETARA). SETARA akan dilaksanakan selama tiga hari ini diharapkan meningkatkan kemampuan dan pengetahuan para pekerja konstruksi. Materi dalam pelatihan ini mecakup pengetahuan mengenai jasa konstruksi, manajemen, dan keterampilan. Dengan mengikuti pelatihan ini tenaga konstruksi akan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai standar serta bersertifikat.
Sebanyak 100 orang pekerja konstruksi mengikuti kegiatan SETARA ini dan sebelumnya diadakan kegiatan serupa di kota Bandung, Semarang, dan Denpasar. Ditargetkan sebanyak 10.000 pekerja konstruksi tersertifikasi sebelum 2020. Diharapkan setelah menjalani pelatihan dan mendapatkan sertifikat para pekerja dapat menjadi trainer lapangan untuk pekerja lainnya demi percepatan sertifikasi. (dri/cha)
Biro Komunikasi Publik
Post a Comment